Kamis, 27 Oktober 2011 | 21:54 WIB
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES |
Dinas Peternakan sepakat menggunakan cara-cara yang lebih elegan untuk mencegah penularan anjing gila (rabies).
Hal itu mengemuka setelah sejumlah dokter hewan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) DKI Jakarta dan Direktur Yayasan Fauna Welfare, Artha Tan, bertemu Kepala Dinas Peternakan Sumatera Selatan, Asrillazi Rasyid, di Palembang, Kamis (27/10/2011).
"Pak Asrillazi membantah melakukan eliminasi anjing. Kalaupun ada, kata beliau, mungkin di daerah, tidak di Kota Palembang. Namun, ke depan Pak Asrillazi menjamin tidak ada lagi eliminasi anjing telantar," kata Drh Amir Mahmud, pendamping relawan satwa dari PDHI DKI Jakarta.
Sepekan terakhir ini beredar berita di media lokal dan internet bahwa terjadi eliminasi anjing di Palembang untuk menyambut SEA Games. Eliminasi anjing itu dimaksudkan untuk mencegah penularan rabies.
Bahkan, dalam pertemuan itu disepakati sejumlah langkah konkret. Dinas Peternakan Sumsel memfasilitasi penyediaan tempat untuk sterilisasi anjing serta menyediakan tempat penampungan anjing telantar.
"Seharian tadi kami baru berhasil menangkap tiga anjing telantar untuk disterilisasi karena keterbatasan tenaga dokter hewan," tutur Amir.
Sesuai dengan usulan PDHI dan Yayasan Fauna Welfare, cara yang elegan untuk mencegah penularan rabies adalah menangkap dengan perangkap (trap), mensterilisasi (neuter), vaksinasi (vaccinate), dan melepaskan kembali (release).
Konsep trap, neuter, vaccinate, dan release ini terbukti lebih baik untuk mencegah penularan rabies di Filipina, China, dan India ketimbang hanya mengeliminasi anjing.
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2011/10/27/21545097/Jaminan.Tak.Eliminasi.Anjing.Disambut.Gembira
KEYWORD :
Teks Tebal Merah :
- Disnak menjamin tidak akan ada lagi eliminasi anjing terlantar.