WHY WE ACT?

WHY WE ACT?
According to the media Sumatra Express in May 2010 about the extermination instruction of around 123 000 stray dogs ahead of SEA Games on the pretext of rabies is in effect , it made ​​perfect sense when elimination has been applied on a regular basis. And based on some news which expose the massacre, it is logic that within one and a half of this year thousands of stray dogs have been eliminated. And because the elimination process is done at night we also believe that not all of these elimination action was exposed in the media so that people outside Palembang (South Sumatera) could not aware of this murder. Therefore, when the news was raised again in social media on Friday October 21, 2011 about this annihilation, animal lover society were then strongly protest and urge the local government to stop the slaughter of stray dogs, which is one of preparation for the SEA Games. But it is unfortunate when some people still not been able to accept the fact that the massacre had been carried out in several areas related to the SEA Games preparations and assume this is just a hoax issue. So for the moment and in days ahead, hopefully the rescue proccess of stray dogs in Palembang could be done without any obstacles and with good cooperation from the government.

Jaminan Tak Eliminasi Anjing Disambut Gembira


Kamis, 27 Oktober 2011 | 21:54 WIB
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
JAKARTA, KOMPAS.com Kalangan dokter hewan dan relawan Yayasan Fauna Welfare menyambut gembira keputusan Dinas Peternakan Sumatera Selatan untuk tidak mengeliminasi anjing-anjing telantar di Palembang.
Dinas Peternakan sepakat menggunakan cara-cara yang lebih elegan untuk mencegah penularan anjing gila (rabies).
Hal itu mengemuka setelah sejumlah dokter hewan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) DKI Jakarta dan Direktur Yayasan Fauna Welfare, Artha Tan, bertemu Kepala Dinas Peternakan Sumatera Selatan, Asrillazi Rasyid, di Palembang, Kamis (27/10/2011).

"Pak Asrillazi membantah melakukan eliminasi anjing. Kalaupun ada, kata beliau, mungkin di daerah, tidak di Kota Palembang. Namun, ke depan Pak Asrillazi menjamin tidak ada lagi eliminasi anjing telantar," kata Drh Amir Mahmud, pendamping relawan satwa dari PDHI DKI Jakarta.
Sepekan terakhir ini beredar berita di media lokal dan internet bahwa terjadi eliminasi anjing di Palembang untuk menyambut SEA Games. Eliminasi anjing itu dimaksudkan untuk mencegah penularan rabies.
Bahkan, dalam pertemuan itu disepakati sejumlah langkah konkret. Dinas Peternakan Sumsel memfasilitasi penyediaan tempat untuk sterilisasi anjing serta menyediakan tempat penampungan anjing telantar.
"Seharian tadi kami baru berhasil menangkap tiga anjing telantar untuk disterilisasi karena keterbatasan tenaga dokter hewan," tutur Amir.
Sesuai dengan usulan PDHI dan Yayasan Fauna Welfare, cara yang elegan untuk mencegah penularan rabies adalah menangkap dengan perangkap (trap), mensterilisasi (neuter), vaksinasi (vaccinate), dan melepaskan kembali (release).
Konsep trap, neuter, vaccinate, dan release ini terbukti lebih baik untuk mencegah penularan rabies di Filipina, China, dan India ketimbang hanya mengeliminasi anjing.                             


Sumber : http://regional.kompas.com/read/2011/10/27/21545097/Jaminan.Tak.Eliminasi.Anjing.Disambut.Gembira
KEYWORD :
Teks Tebal Merah :
- Disnak menjamin tidak akan ada lagi eliminasi anjing terlantar.