WHY WE ACT?

WHY WE ACT?
According to the media Sumatra Express in May 2010 about the extermination instruction of around 123 000 stray dogs ahead of SEA Games on the pretext of rabies is in effect , it made ​​perfect sense when elimination has been applied on a regular basis. And based on some news which expose the massacre, it is logic that within one and a half of this year thousands of stray dogs have been eliminated. And because the elimination process is done at night we also believe that not all of these elimination action was exposed in the media so that people outside Palembang (South Sumatera) could not aware of this murder. Therefore, when the news was raised again in social media on Friday October 21, 2011 about this annihilation, animal lover society were then strongly protest and urge the local government to stop the slaughter of stray dogs, which is one of preparation for the SEA Games. But it is unfortunate when some people still not been able to accept the fact that the massacre had been carried out in several areas related to the SEA Games preparations and assume this is just a hoax issue. So for the moment and in days ahead, hopefully the rescue proccess of stray dogs in Palembang could be done without any obstacles and with good cooperation from the government.

Protes Pembasmian Anjing Liar Kembali Muncul


Jumat, 28 Oktober 2011 | 16:24 WIB
Ilustrasi KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 
PALEMBANG, KOMPAS.com — Setelah sempat mereda, protes dan kecaman soal pembasmian anjing liar di area pelaksanaan SEA Games XXVI, Jakabaring, Palembang, Sumsel, kembali muncul. Protes muncul menyusul pemberitaan di koran lokal bahwa rencana pembasmian akan berlanjut.
"Pemberitaan itu muncul sebagai berita utama di koran lokal hari ini. Dalam berita bahkan disebutkan satpol PP akan begadang untuk itu," kata Direktur Faunawelfare Artha Tan, Jumat (28/10/2011).



Tim penyayang satwa dari sejumlah daerah telah berkumpul di Palembang, Sumatera Selatan, sejak beberapa hari lalu.
Tim yang disertai beberapa dokter hewan ini telah memungut setidaknya enam anjing liar dalam tindakan penyelamatan yang dilakukan sejak Rabu malam.
Satwa telantar tanpa pemilik itu ditampung di shelter dan menjalani sterilisasi. Gerakan penyelamatan ini masih berlanjut dan mendapat bantuan para relawan.
Artha sangat menyesalkan tidak adanya kepastian soal penanganan anjing liar ini. "Kami sudah dapat janji pembasmian tidak akan dilakukan, tetapi hari ini muncul lagi," ujarnya.
Sebelumnya, tim sudah menemui Dinas Peternakan Sumsel yang membantah adanya rencana tersebut.
Menurut Artha, dalam pertemuan itu Kepala Dinas Peternakan Sumsel Asrillazi Rasyid menjanjikan bahwa pengendalian anjing liar akan menggunakan vaksin dan sterilisasi, bukan meracuni. Asrillazi juga menyatakan tak ada pembasmian anjing liar di Sumsel.
Terkait hal ini, tim penyayang satwa bersedia membantu obat-obatan dan dokter hewan.
Rencana pembasmian dengan racun yang muncul di koran lokal juga bertentangan dengan perkataan Gubernur Sumsel Alex Noerdin beberapa hari lalu. Ia menyatakan tidak pernah ada pemusnahan satwa di Palembang, bahkan rencana untuk itu pun tak ada.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Peternakan Asrillazi Rasyid mengatakan, program itu adalah wacana dinas tingkat Kota Palembang. Pihaknya akan segera memanggil semua kepala dinas tingkat kota dan kabupaten untuk berkoordinasi soal pengendalian anjing liar tanpa eliminasi.